Menganalisa Kesalahan dari Suatu Kalimat

0 komentar

NAMA : INDRA PURNAMA
KELAS : 3KA15
NPM : 11108021

Gagal dan Bangkit Lagi!!

(1)Pada suatu sore, tampak seorang pemuda tengah berada di sebuah taman umum. Dari raut wajahnya tampak kesedihan, kekecewaan, dan frustasi yang menggantung. Dia terlihat berjalan dengan langkah gontai dan kepala tertunduk lesu. Sebentar-sebentar, ia terduduk dan menghela napas panjang. Kegiatan itu diulangnya berkali-kali, seakan dia tidak tahu apa yang hendak dilakukannya.
(2)Saat pikirannya sedang menerawang entah ke mana, tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya di antara ranting sebatang pohon tempat dia duduk. (3)Dengan perasaan kesal, ia pun kemudian iseng mengambil sebatang ranting dan menumpahkan rasa kekesalannya pada sarang laba-laba itu. (4)Maka, sarang itu pun dirusak tanpa ampun.
(5)Seusai melepaskan kejengkelannya, perhatian pemuda itu teralih sementara untuk mengamati ulah si laba-laba. Dalam hati dia ingin tahu, kira-kira apa yang akan dikerjakan laba-laba setelah sarangnya hancur oleh tangan isengnya? Apakah laba-laba akan lari terbirit-birit, atau dia akan membuat kembali sarangnya di tempat lain? Rasa penasaran itu rupanya segera mendapatkan jawaban. Tak lama, si laba-laba tampak kembali ke tempatnya semula. Laba-laba itu mulai mengulangi kegiatan yang sama, merayap-merajut-melompat. Setiap helai benang dipintalnya dari awal, semakin lama semakin lebar dan tanpa kenal lelah laba-laba itu kembali menyelesaikan seluruh pembuatan sarang barunya.
Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk bekerja lagi dengan semangat penuh untuk memperbaiki dan membuat sarang baru, kembali ranting si pemuda beraksi dengan tujuan menghancurkan sarang tersebut untuk kedua kalinya. (6)Dengan perasaan puas namun penuh rasa ingin tahu, diamati ulah si laba-laba. Apa gerangan yang akan dikerjakannya setelah sarangnya dirusak untuk kedua kalinya?
Ternyata untuk ketiga kalinya, laba-laba mengulangi kegiatannya kembali, memulai dari awal. Dengan bersemangat merayap-merajut-melompat dengan setiap helai benang yang dihasilkan dari tubuhnya, laba-laba itu memintal membuat sarang sedikit demi sedikit.
Setelah melihat dan mengamati ulah laba-laba tersebut dalam membangun sarang yang telah hancur untuk ketiga kalinya. Saat itulah si pemuda mendadak tersadarkan. Tidak peduli sarang laba-laba dirusak atau dihancurkan, sebanyak itu pula laba-laba membangun sarangnya kembali. Semangat binatang yang begitu kecil, dengan giat bekerja tanpa mengenal lelah, telah membuka kesadaran si pemuda.
(7)Hal itu menimbulkan perasaan malu dirinya. (8)Karena sesungguhnya, si pemuda berada di taman itu dengan hati dan perasaan gundah karena dia baru saja mengalami satu kali kegagalan ! Maka, melihat semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun berjanji dalam hati, “Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena telah mengalami satu kali kegagalan. Aku harus bangkit lagi ! Berjuang dengan lebih giat dan siap memerangi setiap kegagalan yang menghadang, seperti semangat laba-laba kecil yang membangun sarangnya kembali dari setiap kehancuran !” Segera, si pemuda bangkit, dan bertekad kuat untuk bekerja lebih giat lagi. Bila perlu, dia akan memulai dari awal lagi, tanpa putus asa.









Menganalisa Kesalahan dari Suatu Kalimat :


1. Pada suatu sore, tampak seorang pemuda tengah berada di sebuah taman umum.

Pembahasan :

Pada kalimat diatas seharusnya kata tampak dan tengah dihilangkan, karena jika kata tampak dihilangkan maka kata seorang pemuda akan menjadi subjek dan kata tengah tidak baik untuk diletakkan karena mengandung makna yang berbeda. Kalimat yang tepat adalah Pada suatu sore, seorang pemuda berada di sebuah taman.

2. Saat pikirannya sedang menerawang entah ke mana, tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya di antara ranting sebatang pohon tempat dia duduk.

Pembahasan :

Pada kalimat diatas seharusnya kata saat dihilangkan karena pada kalimat tersebut akan membentuk frase, kata pikirannya diperjelas dengan kata pikiran pemuda itu untuk memperjelas subjeknya. Dan kata tiba-tiba sebaiknya diganti dengan kata kemudian, yang berfungsi untuk mengakhiri suatu pernyataan. Kalimat yang tepat adalah Pikiran oemuda itu sedang menerawang entah kemana, kemudian pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya diantara ranting sebatang pohon tempat dia duduk.

3. Dengan perasaan kesal, ia pun kemudian iseng mengambil sebatang ranting dan menumpahkan rasa kekesalannya pada sarang laba-laba itu.

Pembahasan :

Pada kalimat diatas, seharusnya kata kemudian dihilangkan karena kata kemudian seharusnya dipakai untuk mengakhiri suatu pernyataan, namun pada kalimat diatas masih terdapat statemen baru dengan menggunakan konjungsi dan. Kalimat yang tepat adalah Dengan perasaan kesal, ia pun iseng mengambil sebatang ranting dan menumpahkan rasa kekesalannya pada sarang laba-laba tersebut.

4. Maka, sarang itu pun dirusak tanpa ampun.

Pembahasan :

Kalimat diatas kelanjutan dari kalimat nomor 3, untuk kalimat nomor 3 dan 4 merupakan kalimat majemuk talosetain. Jadi jika ada Dengan…Maka… Kata maka harus dihilangkan. Jadi kalimat yang tepat adalah Sarang itu pun dirusak tanpa ampun.

5. Seusai melepaskan kejengkelannya, perhatian pemuda itu teralih sementara untuk mengamati ulah si laba-laba.

Pembahasan :
Kalimat diatas seharusnya diperjelas subjeknya dengan kata pemuda itu, dan kata sementara seharusnya dihilangkan karena akan membentuk frase dalam sebuah kalimat.
Kalimat yang tepat adalah Seusai pemuda itu melepaskan kejengkelannya, perhatian pemuda itu teralih untuk mengamati ulah si laba-laba.

6. Dengan perasaan puas namun penuh rasa ingin tahu, diamati ulah si laba-laba.

Pembahasan :

Untuk kalimat diatas seharusnya untuk konjungsi menggunakan kata dan, kata namun digunakan untuk menyatakan sebaliknya bukan merupakan kata penghubung dan juga harus diletakkan diawal kalimat.

7. Hal itu menimbulkan perasaan malu dirinya.

Pembahasan :

Untuk kalimat diatas sebaiknya diganti dengan meletakkan subjeknya terlebih dahulu, dan pada kalimat diatas untuk menyatakan kata sifat seharusnya diawali dengan preposisi. Kalimat yang tepat adalah Atas sikap pemuda tersebut menimbulkan perasaan malu.


8. Karena sesungguhnya, si pemuda berada di taman itu dengan hati dan perasaan gundah karena dia baru saja mengalami satu kali kegagalan ! Maka, melihat semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun berjanji dalam hati, “Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena telah mengalami satu kali kegagalan.

Pembahasan :

Untuk kalimat diatas merupakan kalimat majemuk talosetain, jadi kata maka pada kalimat tersebut harus dihilangkan. Dan kata karena sesungguhnya pun lebih baik dihilangkan karena merupakan frase. Kalimat yang tepat adalah Si pemuda berada di taman itu dengan hati dan perasaan gundah karena dia baru saja mengalami satu kali kegagalan ! Melihat semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun berjanji dalam hati, “Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena telah mengalami satu kali kegagalan.

Kesalahan Ejaan Dan Diksi

0 komentar

NAMA : INDRA PURNAMA
KELAS : 3KA15
NPM : 11108021

Artikel 1

Gagal dan Bangkit Lagi !!


(1)Pada suatu sore, tampak seorang pemuda tengah berada di sebuah taman umum. (2)Dari raut wajahnya tampak kesedihan, kekecewaan, dan frustasi yang menggantung. Dia terlihat berjalan dengan langkah gontai dan kepala tertunduk lesu. Sebentar-sebentar, (3)ia terduduk dan menghela napas panjang. Kegiatan itu diulangnya berkali-kali, (4)seakan dia tidak tahu apa yang hendak dilakukannya.

Saat pikirannya sedang menerawang entah ke mana, tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya di antara ranting sebatang pohon tempat dia duduk. Dengan perasaan kesal, (5)ia pun kemudian iseng mengambil sebatang ranting dan menumpahkan rasa kekesalannya pada sarang laba-laba itu. Maka, sarang itu pun dirusak tanpa ampun.

Seusai melepaskan kejengkelannya, perhatian pemuda itu teralih sementara untuk mengamati (6)ulah si laba-laba. Dalam hati dia ingin tahu, kira-kira apa yang akan dikerjakan laba-laba setelah sarangnya hancur oleh tangan isengnya?(7) Apakah laba-laba akan lari terbirit-birit, atau dia akan membuat kembali sarangnya di tempat lain?(8) Rasa penasaran itu rupanya segera mendapatkan jawaban. (9)Tak lama, si laba-laba tampak kembali ke tempatnya semula. Laba-laba itu mulai mengulangi kegiatan yang sama, merayap(10)-merajut(11)-melompat. Setiap helai benang dipintalnya (12)dari awal(13), semakin lama semakin lebar (14)dan tanpa kenal lelah laba-laba itu kembali menyelesaikan seluruh pembuatan sarang barunya.

Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk bekerja lagi(15) dengan semangat penuh untuk memperbaiki dan membuat sarang baru, kembali ranting si pemuda beraksi dengan tujuan menghancurkan sarang tersebut untuk (16)kedua kalinya. Dengan perasaan puas (17)namun penuh rasa ingin tahu, diamati (18)ulah si laba-laba. Apa gerangan yang akan dikerjakannya setelah sarangnya dirusak untuk kedua kalinya?(19)

Ternyata untuk (20)ketiga kalinya, laba-laba mengulangi kegiatannya kembali, memulai dari awal. Dengan bersemangat merayap(21)-merajut(22)-melompat dengan setiap helai benang yang dihasilkan dari tubuhnya, laba-laba itu memintal membuat sarang sedikit demi sedikit.

Setelah melihat dan mengamati ulah laba-laba tersebut dalam membangun sarang yang telah hancur untuk (23)ketiga kalinya. Saat itulah si pemuda mendadak tersadarkan. Tidak peduli sarang laba-laba dirusak atau dihancurkan, sebanyak itu pula laba-laba membangun sarangnya kembali. Semangat binatang yang begitu kecil, dengan giat bekerja tanpa mengenal lelah, telah membuka kesadaran si pemuda.

Hal itu menimbulkan perasaan malu dirinya. Karena sesungguhnya, si pemuda berada di taman itu dengan hati dan perasaan gundah karena dia baru saja mengalami satu kali kegagalan !(24) Maka, melihat semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun berjanji dalam hati, “Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena telah mengalami satu kali kegagalan. Aku harus bangkit lagi !(25) Berjuang dengan lebih giat dan siap memerangi setiap kegagalan yang menghadang, seperti semangat laba-laba kecil yang membangun sarangnya kembali (26)dari setiap kehancuran !”(27) Segera, si pemuda bangkit, dan bertekad kuat untuk bekerja lebih giat lagi. Bila perlu, dia akan memulai (28)dari awal lagi, tanpa putus asa.


1. Pada sore hari (Alasan : Karena pada suatu sore merupakan kesalahan diksi)

2. Pada (Alasan : Kata dari lebih tepat untuk kata tempat, terjadi kesalahan diksi)

3. Dia (Alasan : Kata ia tidak baku, dan untuk kata panggilan didepan harus Kapital)

4. seakan-akan (Alasan : Harusnya merupakan kata yang dibentuk dari pemajemukan dan pengulangan)

5. Dia (Alasan : Kata ia tidak baku, dan untuk kata panggilan didepan harus Kapital)

6. tingkah laku (Alasan : Kata ulah tidak baku)

7. . (Alasan : kesalahan pada tanda baca, seharusnya diakhiri oleh titik (.))

8. . (Alasan : kesalahan pada tanda baca, seharusnya diakhiri oleh titik (.))

9. Tidak (Alasan : Kata tak tidak baku)

10. , (Alasan : Kesalahan pada tanda baca, seharusnya memakai (,))

11. , dan (Alasan : Kesalahan pada tanda baca, seharusnya memakai (,) juga ditambahkan kata dan)

12. kembali (Alasan : Kesalahan diksi, karena kata dari seharusnya untuk menghubungkan dengan kata tempat)

13. . (Alasan : Kesalahan tanda baca, seharusnya diakhiri oleh (.))

14. , (Alasan : Kesalahan tanda baca, seharusnya memakai tanda (,))

15. , (Alasan : Kesalahan tanda baca, seharusnya memakai tanda (,))

16. ke-dua (Alasan : Dalam tingkatan harus memakai tanda (-)

17. tetapi (Alasan : Kesalahan diksi, seharusnya untuk penghubung memakai kata tetapi, bukan namun, namun untuk di awal kalimat)

18. tingkah laku (Alasan : Kata ulah tidak baku)

19. . (Alasan : kesalahan tanda baca, seharusnya diakhiri oleh titik(.))

20. ke-tiga (Alasan : Dalam tingkatan harus memakai tanda (-))

21. , (Alasan : Kesalahan pada tanda baca, seharusnya memakai (,))

22. , dan (Alasan : Kesalahan pada tanda baca, seharusnya memakai (,) juga ditambahkan kata dan)

23. ke-tiga (Alasan : Dalam tingkatan harus memakai tanda (-))

24. . (Alasan : Kesalahan tanda baca, seharusnya diakhiri oleh (.))

25. . (Alasan : Kesalahan tanda baca, seharusnya diakhiri oleh (.))

26. oleh (Alasan : Kesalahan diksi, karena kata dari seharusnya untuk menghubungkan dengan kata tempat)

27. . (Alasan : Kesalahan tanda baca, seharusnya diakhiri oleh (.))

28. kembali (Alasan : Kesalahan diksi, karena kata dari seharusnya untuk menghubungkan dengan kata tempat)



Artikel 2


Bencana Gunung Berapi

Ratusan orang dievakuasi setelah sebuah gunung berapi meletus di bawah gletser di selatan Islandia. Menurut (1)badan proteksi sipil, Minggu, 21 Maret 2010, erupsi terjadi sekitar pukul 11.30 malam waktu Reykjavik, Islandia, (2)sabtu malam tadi.

Erupsi terjadi di bawah gletser Eyjafjallajokull, gletser kelima terbesar di Islandia. Gunung api (3)itu sendiri tertutup oleh es.

Khawatir akan (4)terjadi banjir akibat gletser mencair, otoritas mengevakuasi sekitar 400 orang di wilayah seluas 160 kilometer tenggara ibukota sebagai pencegahan. Manajer (5)departemen-departemen proteksi sipil, Vidir Reynisson, (6)mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan korban.


  1. Badan Proteksi Sipil (Alasan = Sebuah Institusi Harus Huruf Kapital)
  2. pada sabtu malam (Alasan = Kata tadi merupakan kata penghubung, tidak diletakkan di akhir kalimat)
  3. itu (Alasan = Kata sendiri dihilangkan, karena merupakan kesalahan diksi kata sendiri bukan merupakan keterangan)
  4. terjadinya (Alasan = terjadi tidak menjelaskan kejadiannya)
  5. departemen (Alasan = kata departemen-departemen bukan dalam jumlah banyak , hanya satu departemen)
  6. memberitahukan (Alasan = Kata mengatakan bukan kata baku)


UANG DAN BANK

0 komentar

Nama : Indra Purnama
Kelas : 2 KA 15
NPM : 11108021
Tugas Ke-6


Pengertian Uang

Uang adalah segala sesuatu yang diterima atau dipercaya masyarakat sebagai alat pembayaran atau transaksi.

Suatu barang dapat berfungsi sebagai uang barang apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Dapat diterima oleh umum.
- Jumlahnya sedikit (langka).
- Sangat disukai.
- Tahan lama.
Uang barang mempunyai beberapa kelemahan antara lain :
- Apabila dipecah atau dibagi nilainya menjadi sangat merosot.
- Umumnya tidak tahan lama.
- Nilainya tidak tetap.
- Sukar di simpan dalam jumlah banyak.

Syarat dan Fungsi Uang

Syarat-syarat uang

Uang mempunyai peranan yang sangat tinggi terhadap jalannya roda perekenomian suatu bangsa, oleh karena itu uang harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
- Diterima dan dipercaya oleh umum.
- Memiliki nilai stabil.
- Ada jaminan dari pemerintah.
- Terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak.
- Mudah disimpan.

Fungsi Uang

Secara umum, fungsi uang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Fungsi asli, yang terdiri dari :
- Sebagai alat pertukaran, atau tukar menukar.
- Sebagai satuan hitungan.
b. Fungsi turunan uang, antara lain terdiri :
- Sebagai alat pembayaran.
- Sebagai pendorong kegiatan ekonomi.


Macam – Macam Uang

Berdasarkan jenisnya, uang yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu uang kartal dan uang giral.

Uang Kartal

Uang yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat pembayaran yang sah berdasarkan undang-undang yang berlaku merupakan uang kartal.
Contoh :
- Uang kartal Negara.
- Uang kartal bank.

Uang Giral

Uang giral dapat diartikan tagihan atau rekening di bank yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.
Contoh :
- Cek
- Bilyet Giro
- Telegrafic Transfer

Pengertian Bank

Bank adalah badan usaha yang mengimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya.

Fungsi Bank

Penghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi :
- Simpanan giro
- Simpanan deposito
- Simpanan Sertifikat deposito
- Tabungan

Jenis-Jenis Bank

Bank berdasarkan penyelenggaraannya dibedakan menjadi 4 (empat) macam, yaitu :
- Bank Pemerintah / Negara
- Bank Swasta Nasional
- Bank Swasta Asing
- Bank Koperasi

Bank berdasarkan bentuk hukumnya :
- Persero ( Perusahaan perseorangan)
- Perseroan terbatas (PT)
- Perusahaan Daerah (PD / Perusda)
- Koperasi

Berdasarkan Fungsinya bank dibedakan menjadi :
- Bank Sentral
- Bank Umum
- Bank Perkreditan Rakyat


Motif Masyarakat Memegang Uang

Permintaan uang adalah kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai. Menurut Keynes, ada tiga (motif) alasan masyarakat memegang uang yakni :

a. Motif Transaksi (Transacton Motive)

Permintaan uang untuk transaksi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional.

b. Motif berjaga-jaga (Precautionary motive)

Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka tingkat kesadaran terhadap masa depan akan semakin tinggi. Kondisi masa depan yang tidak menentu akan mendorong orang untuk melakukan motif ini. Hal tersebut akan membawa kebutuhan yang semakin tinggi akan perlunya uang untuk berjaga. Secara aggregate semakin tinggi pendapatan nasional, maka kebutuhan masyarakat terhadap uang untuk berjaga-jaga juga akan semakin tinggi.

c. Motif Spekulasi (Speculative Motive).

Arti spekulasi pada motif ini adalah spekulasi dalam pembelian dan penjualan surat-surat berharga. Motif ii dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Apabila tingkat suku bunga naik, maka harga surat-surat berharga akan turun. Jadi naiknya tingkat suku bunga akan menaikkan permintaan untuk spekulasi dan sebaliknya.

Tugas Pokok Bank

Tugas pokok Bank Sentral
Menurut UU Nomor 13 Thn 1968, tugas pokok bank sentral adalah :
- Mencetak dan mengatur peredaran uang.
- Menjaga kestabilan nilai uang.
- Memberikan kredit kepada bank-bank diseluruh Indonesia.
- Mendorong dan menggerakkan dan masyarakat untuk pembangunan.
- Menetapkan bunga bank.
- Mengawasi bank-bank seluruh Indonesia.
- Bertindak sebagai pemegang kas Negara.

Tugas Bank Umum adalah :
- Sebagai agen pembangunan.
- Sebagai pembuat dan pengedar uang giral.
- Sebagai perantara transaksi perdagangan luar negeri.

Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.

Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar.

2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).

Struktur Pasar

0 komentar

Nama : Indra Purnama
Kelas : 2 KA 15
NPM : 11108021
Tugas ke-5

Struktur Pasar memiliki pengertian penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar berdasarkan pada ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknya perusahaan dalam industri, mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri dan peranan iklan dalam kegiatan industri.

Pada analisa ekonomi dibedakan menjadi pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna (yang meliputi monopoli, oligopoli, monopolistik dan monopsoni).

Macam-macam Struktur Pasar :
Bentuk-Bentuk Pasar :

1. Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna adalah pasar dimana :
- Jumlah produsen banyak.
- Volume produksi setiap produsen hanya merupakan bagian yang kecil dari
volume transaksi total di pasar.
- Produknya homogen.
- Informasi pasar sempurna.
- Mobilitas faktor produksi sempurna.

Aplikasi :
- Produsen secara indivigual tidak dapat mempengaruhi harga,
- Harga ditentukan oleh pasar,
- Produsen sebagai price maker,
- Kurva sejajar sumbu horizontal.

Dalam pasar persaingan sempurna, keputusan mengenai jumlah output perusahaan
secara individual tidak bisa mempengaruhi tingkat harga, dan untuk keputusan
mengenai penentuan harga, kurva permintaan menggambarkan secara horizontal,
oleh karena itu harga dianggap konstan, berapapun output yang dihasilkan. Dengan
demikian maka laba total akan didapat pada saat: MR = P = MC sepanjang P > AVC.

2. Pasar Monopoli

Ciri-ciri Pasar Monopoli : - Hanya ada satu penjual.
- Close Substitute Output.
- Ada halangan bagi perusahaan lain untuk memasuki.

Sebabsebab timbulnya monopoli :
- Penguasaan bahan mentah yang bersifat strategis.
- Hak patent.
- Terbatasnya pasar dibandingkan dengan skala produksi minimum.
- Adanya lisensi dari pemerintah.

Pada monopoli maka kurva permintaan = kurva MR sehingga P = AR dengan
demikian maka :
- Keseimbangan akan terjadi bila MR = MC
- Laba maksimal akan terjadi bila P > AR
- BEP kan terjadi bila P = AR - Rugi minimal akan terjadi bila P < AR

Penentuan harga output dalam pasar monopoli dalam jangka pendek.
Monopoli adalah satusatunya produsen yang ada di pasar, maka permintaan yang
dihadapi adalah permintaan pasar dengan demikian maka kurva permintaan akan
miring dari kiri atas kekanan bawah.
Produsen akan berproduksi pada tingkat output dimana keuntungan yang diperoleh
maksimum.

Karena monopolis adalah penjual tunggal, kurva yang dihadapinya adalah kurva yang
mempunyai slope yang negatif. Berarti seseorang monopolis dapat menjual outputnya
lebih banyak dengan menurunkan harga jual. Oleh sebab itu MR akan lebih kecil dari
harga produk dan kurva MR berada dibawah kurva permintaan.

3. Pasar Monopolistik

Arti dari pasar monopolistik adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan penawaran di mana terdapat sejumlah besar penjual yang menawarkan barang yang sama. Pasar monopolistik merupakan pasar yang memiliki sifat monopoli pada spesifikasi barangnya. Sedangkan unsur persaingan pada banyak penjual yang menjual produk yang sejenis.
Contoh:
produk sabun yang memiliki keunggulan misalnya untuk kecantikan, kesehatan dan lain-lain.

Ciri-ciri dari pasar monopolistik adalah:
1) Terdapat banyak penjual/produsen yang berkecimpung di pasar.
2) Barang yang diperjual-belikan merupakan differentiated product.
3) Para penjual memiliki kekuatan monopoli atas barang produknya sendiri.
4) Untuk memenangkan persaingan setiap penjual aktif melakukan promosi/iklan.
5) Keluar masuk pasar barang/produk relatif lebih mudah.

4. Pasar Oligopoli

Arti dari pasar oligopoli adalah suatu bentuk interaksi permintaan dan penawaran, di mana terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai seluruh permintaan pasar.

Ciri-ciri dari pasar oligopoli adalah:
1) Terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai pasar.
2) Barang yang diperjual-belikan dapat homogen dan dapat pula berbeda corak
(differentiated product), seperti air minuman aqua.
3) Terdapat hambatan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan di luar pasar untuk
masuk ke dalam pasar.
4) Satu di antaranya para oligopolis merupakan price leader yaitu penjual yang
memiliki/pangsa pasar yang terbesar. Penjual ini memiliki kekuatan yang besar
untuk menetapkan harga dan para penjual lainnya harus mengikuti harga tersebut.
Contoh dari produk oligopoli: semen, air mineral.

Perilaku Konsumen dan Produsen

0 komentar

Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen ada 2 :
1. Pendekatan Marginal Utility (Cardinal), berlangsung bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan, misalnya uang.
2. Pendekatan Indifference Curve (Ordinal) yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen tidak dapat diukur dengan satu satuan. Tingkat kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah. Dalam pendekatan Marginal Utility digunakan anggapan sebagai berikut :
1. Utility bisa diukur dengan uang.
2. Hukum Gossen (The Law of Diminishing Returns) berlaku yang menyatakan bahwa “Semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun”.
3. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Total Utility adalah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu. Marginal Utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu.

Ada 4 Macam Konsep Elastisitas :
1. Elastisitas harga permintaan (Ed)
2. Elastisitas harga penawaran (Es)
3. Elastisitas silang (Ec)
4. Elastisitas pendapatan (Ey)

Elastisitas Harga Permintaan

Elastisitas harga permintaan adalah prosentase perubahan jumlah barang yang diminta akibat terjadinya perubahan harga itu sendiri

Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran (Es) yaitu prosentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat terjadinya perubahan harga itu sendiri

Elastisitas Silang

Elastisitas silang (Ec) yaitu prosentase perubahan jumlah barang yang diminta akibat terjadinya perubahan harga barang lain.

Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan (Ey) adalah prosentase perubahan kuantitas barang yang diminta akibat terjadinya perubahan pendapatan



Perilaku Produsen

Tujuan Perusahaan

o Maksimisasi Sumberdaya (Tenaga Kerja)
o Maksimisasi Output (Penjualan)
o Maksimisasi Growth (Pertumbuhan)

Kategori Kegiatan Produksi :

o Produksi sesuai pesanan (custom-order production)
o Produksi massal yang kaku (rigid mass production)
o Produksi massal yang fleksibel (flexible mass production
o Proses atau aliran produksi (process or flow production)

Fungsi Produksi

o Model matematis yang menunjukkan hubungan antara jumlah faktor produksi (input) yang digunakan dengan jumlah barang atau jasa (output) yang dihasilkan.
o Fungsi Produksi Total (Total Product): TP
TP ↔ Q = f(L, K); L = tenaga kerja, K = Modal
o Produksi rata-rata (Average Product): AP
APL = TP/L atau APK = TP/K
o Produksi Marjinal (Marginal Product): MP
MPL = ∆TP/∆L atau MPK = ∆TP/∆K

The Law of Diminishing Return
(Produksi Optimal)

o Hukum yang menyatakan berkurangnya tambahan output dari penambahan satu unit input variabel, pada saat output telah mencapai maksimum.
o Asumsi yang berlaku:
1. Hanya ada satu unit input variabel, input yang lain tetap.
2. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi tidak berubah.
3. Sifat koefisien produksi adalah berubah-ubah.

Fungsi Produksi Cobb-Douglas

o Analisis yang menghubungkan input dan output, Q = AKaLb
1. Nilai konstanta A, a dan b membedakan proses produksi satu dengan yang lain, menunjukkan teknologi yang digunakan.
2. Nilai a menunjukkan elastisitas input K.
3. Nilai b menunjukkan elastisitas input L.
4. Skala produksi;
o Increasing return to scale, a + b > 1
o Constant return to scale, a + b = 1
o Decreasing return to scale, a + b < 1
5. Perbandingan penggunaan input, jika a > b (capital intensive) atau a < b (Labor intensive)

Kombinasi Input Variabel Biaya Terendah (Least Cost Combination)
o Terjadi pada titik singgung antara kurva isoquant dengan kurva isocost.

Analisa Sistem Perekonomian Indonesia

0 komentar

SISTEM EKONOMI INDONESIA

A. Pengertian Sistem

Sistem menurut Chester A. Bernard, adalah suatu kesatuan yang terpadu secara holistik, yang di dalamnya terdiri atas bagian-bagian dan masing-masing bagian memiliki ciri dan batas tersendiri. Suatu sistem pada dasarnya adalah “organisasi besar” yang menjalin berbagai subjek (atau objek) serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Subjek atau objek pembentuk sebuah sistem dapat berupa orang-orang atau masyarakat, untuk suatu sistem sosial atau sistem kemasyarakatan dapat berupa makhluk-makhluk hidup dan benda alam, untuk suatu sistem kehidupan atau kumpulan fakta, dan untuk sistem informasi atau bahkan kombinasi dari subjek-subjek tersebut.

Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi lembaga atau wadah tempat subjek (objek) itu berhubungan, cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek (objek) tadi, serta kaidah atau norma yang mengatur hubungan subjek (objek) tersebut agar serasi.

Kaidah atau norma yang dimaksud bisa berupa aturan atau peraturan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, untuk suatu sistem yang menjalin hubungan antar manusia. Contohnya aturan-aturan dalam suatu sistem kekerabatan. Secara toritis pengertian sistem ekonomi dapat dikatakan sebagai keseluruhan lembaga-lembaga ekonomi yang dilaksanakan atau dipergunakan oleh suatu bangsa atau negara dalam mencapai cita-cita yang telah ditetapkan.

Pengertian lembaga atau institusi ekonomi adalah suatu pedoman atau, atauran atau kaidah yang digunakan seseorang atau masyarakat dalam melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang berkaitan dengn usaha(bisnis), dengan pasar, transaksi jual-beli, dan pembayaran dengan uang. Pengertian ekonomi secara lembaga yaitu produk-produk hokum tertulis, seperti Tap MPR, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, ARD/ART suatu organisasi dan lain-lain.

B. Sistem Ekonomi

Persoalan-persoalan ekonomi pada hakekatnya adalah masalah transformasi atau pengolahan alat-alat/sumber pemenuh/pemuas kebutuhan, yang berupa faktor-faktor produksi yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan keterampilan (skill) menjadi barang dan jasa.

Sistem ekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi yang membahas persoalan pengambilan keputusan dalam tata susunan organisasi ekonomi untuk menjawab persoalan-persoalanekonomi untuk mewujudkan tujuan nasional suatu negara. Menurut Dumairy (1966), Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suat tatanan kehidupan, selanjutnya dikatakannya pula bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah harus berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan falsafah, padangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak. Sistem ekonomi sesungguhnya merupakan salah satu unsur saja dalam suatu supra sistem kehidupan masyarakat. Sistem ekonomi merupakan bagian dari kesatuan ideologi kehidupan masyarakat di suatu negara.

Pada negara-negara yang berideologi politik leiberalisme dengan rezim pemerintahan yang demokratis, pada umumnya menganut ideologi ekonomi kapitalisme dengan pengelolaan ekonomi yang berlandaskan pada mekanisme pasar. Di negara-negara ini penyelenggara kenegaraannya cendrung bersifat etatis dengan struktur birokrasi yang sentralistis. Sistem ekonomi suatu negara dikatakan bersifat khas sehingga dibedakan dari sistem ekonomi yang berlaku atau diterapkan di negara lain. Berdasarkan beberapa sudut tinjauan seperti :

1. Sistem pemilikan sumber daya atau faktor-faktor produksi

2. Keluwesan masyarakat untuk saling berkompentisi satu sama lain dan untuk menerima imbalan atas prestasi kerjanya

3. Kadar peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan dan merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian pada umumnya.

C. Perkembangan Pemikiran Sistem Ekonomi Indonesia

Seperti yang kita ketahui bahwa yang menentukan bentuk suatu sistem ekonomi kecuali dasar falsafah negara yang dijunjung tinggi, maka yang dijadikan kriteria adalah lembaga-lembaga, khususnya lembaga ekonomi yang menjadi perwujudan atau realisasi falsafah tersebut.

Pergulatan pemikiran tentang sistim ekonomi apa yang sebaiknya di diterapkan Indonesia telah dimulai sejak Indonesia belum mencapai kemerdekaannya. Sampai sekarang pergulatan pemikiran tersebut masih terus berlangsung, hal ini tecermin dari perkembangan pemikiran tentang sistim ekonomi pancasila SEP. Menurut Sri-Edi Suwasono (1985), pergulatan pemikiran tentang ESP pada hakikatnya merupakan dinamika penafsiran tentang pasal-pasal ekonomi dalam UUD 1945.

1. Pasal Ekonomi Dalam UUD 1945

Pasal 33 UUD 1945, yang dimaksud dengan cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah barang dan jasa yang vital bagi kehidupan manusia, dan tersedia dalam jumlah yang terbatas. Tinjauan terhadap vital tidaknya suatu barang tertentu terus mengalami perubahan sesuai dengan dinamika pertumbuhan ekonomi, peningkatan taraf hidup dan peningkatan permintaan.

Dengan demikian penafsiran pasal-pasal di ataslah yang banyak mendominasi pemikiran SEP. Pemikiran tentang ESP, sudah banyak, namun ada beberapa yang perlu dibahas secara rinci karena mereka merupakan faunding father dan juga tokoh-tokoh ekonomi yang ikut mewarnai sistem ekonomi kita, diantaranya :

a. Pemikiran Mohammad Hatta (Bung Hatta)

Bung Hatta selain sebagai tokoh Proklamator bangsa Indonesia, juga dikenal sebagai perumus pasal 33 UUD 1945. bung Hatta menyusun pasal 33 didasari pada pengalaman pahit bangsa Indonesia yang selama berabad-abad dijajah oleh bangsa asing yang menganut sitem ekonomi liberal-kapitalistik. Penerapan sistem ini di Indonesia telah menimbulkan kesengsaraan dan kemelaratan, oleh karena itu menurut Bung Hatta sistem ekonomi yang baik untuk diterapkan di Indonesia harus berasakan kekeluargaan

b. Pemikiran Wipolo

Pemikiran Wipolo disampaikan pada perdebatan dengan Wijoyo Nitisastro tentang pasal 38 UUDS (pasal ini identik dengan pasal 33 UUD 1945), 23 september 1955.menurut Wilopo, pasal 33 memiliki arti SEP sangat menolak sistem liberal, karena itu SEP juga menolak sector swasta yang merupakan penggerak utama sistem ekonomi liberal-kapitalistik

c. Pemikiran Wijoyo Nitisastro

Pemikiran Wijoyo Nitisastro ini merupakan tanggapan terhadap pemikiran Wilopo. Menurut Wijoyo Nitisastro, pasal 33 UUD 1945 sangat ditafsirkan sebagai penolakan terhadap sector swasta.

d. Pemikiran Mubyarto

Menurut Mubyarto, SEP adalah sistem ekonomi yang bukan kapitalis dan juga sosialis. Salah satu perbedaan SEP dengan kapitalis atau sosialis adalah pandangan tentang manusia. Dalam sistem kapitalis atau sosialis, manusia dipandang sebagai mahluk rasional yang memiliki kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan akan materi saja.

e. Pemikiran Emil Salim

Konsep Emil Salim tentang SEP sangat sederhana, yaitu sistem ekonomi pasar dengan perencanaan. Menurut Emil Salim, di dalam sistem tersebutlah tercapai keseimbangan antara sistem komando dengan sistem pasar. “lazimnya suatu sistem ekonomi bergantung erat dengan paham-ideologi yang dianut suatu negara

Sumitro Djojohadikusumo dalam pidatonya di hadapan School of Advanced International Studies di Wasington, AS Tanggal 22 Februari 1949, menegaskan bahwa yang dicita-citakan bangsa Indonesia adalah suatu macam ekonomi campuran. Lapangan-lapangan usaha tertentu akan dinasionalisasi dan dijalankan oleh pemerintah, sedangkan yang lain-lain akan terus terletak dalam lingkungan usaha swasta.

C. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Sejak kemerdekaan pada tahun 1945, masa orde lama, masa orde baru sampai masa sekarang (masa reformasi) Indonesia telah memperoleh banyak pengalaman politik dan ekonomi. Peralihan dari orde lama dan orde baru telah memberikan iklim politik yang dinamis walaupun akhirnya mengarah ke otoriter namun pada kehidupan ekonomi mengalami perubahan yang lebih baik.

1. Masa Orde Lama (1945-1966)

Pada masa ini perekonomian berkembang kurang menggembirakan, sebagai dampak ketidakstabilan politik dan seringnya pergantian cabinet.

2. Masa Orde Baru (1966-1997)

Menghadapi perekonomian yang sedemikian rupa, pemerintah peralihan menetapkan beberapa langkah perioritas kebijakan ekonomi sebagai berikut :

a. Memerangi inflasi

b. Mencukupkan stok cadangan bahan pangan terutama beras

c. Merehabilitasi prasarana perekonomian

d. Meningkatkan ekspor

e. Menyediakan/menciptakan lapangan kerja

f. Mengundang kembali investor asing

3. Masa Reformasi (1998-sekarang)

Pada masa reformasi ini perekonomian indoensia ditandai dengan krisis monoter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi yang sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda kea rah pemulihan. Walaupun ada pertumbuhan ekonomi sekitar 6% untuk tahun 1997 dan 5,5% untuk tahun 1998 dimana inflasi sudah duperhitungkan namun laju inflasi masih cukup tinggi yaitu sekitar 100%.

Pada tahun 1998 hampir seluruh sector mengalami pertumbuhan negatif, hal ini berebeda dengan kondisi ekonomi tahun 1999.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonom Indonesia, secara umum adalah :

1. Faktor produksi

2. Faktor investasi

3. Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran

4. Faktor kebijakan moneter dan inflasi

5. Faktor keuangan negara


PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA

Chenery mengatakan bahwa perubahan struktur ekonomi disebut sebagai transformasi struktur yang diartikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu sama lain dalam komposisi agregat demand (AD), ekspor-impor (X-M). Agregat supplay (AS) yang merupakan produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berlanjut (Tambunan, 2003).

Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi, yakni dari Arthur Lewis tentang teori migrasi dan hoilis chenery tentang teori transportasi struktural. Teori Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang terjadi di daerah pedesaan dan daerah perkotaan. Dalamnya Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi sector pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sector utama. Karana perekonomiannya masih bersifat tradisional dan sub sistem, dan pertumbuhan penduduk yang tinggi maka terjadi kelebihan supplay tenaga kerja.

STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

Berdasarkan tinjauan makro-sektoral perekonomian suatu negara dapat berstruktur agraris (agricultural), industri (industrial), niaga (commercial) hal ini tergantung pada sector apa/mana yang dapat menjadi tulang punggung perekonomian negara yang bersangkuatan.

Pergeseran struktur ekonomi secara makro-sektoral senada dengan pergeserannya secara keuangan (spasial). Ditinjau dari sudut pandang keuangan (spasial), struktur perekonomian telah bergeser dari struktur pedesaan menjadi struktur perkotaan modern.

Struktur perekonomian indoensia sejak awal orde baru hingga pertengahan dasa warsa 1980-an berstruktur etatis dimana pemerintah atau negara dengan BUMN dan BUMD sebagai perpanjangan tangannya merupakan pelaku utama perekonomian Indonesia. Baru mulai pertengahan dasa warsa 1990-an peran pemerintah dalam perekonomian berangsur-angsur dikurangi, yaitu sesudah secara eksplisit dituangkan melalui GBHN 1988/1989 mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih besar dalam perekonomian nasional.

Struktur ekonomi dapat pula dilihat berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan. Berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusannya dapat dikatakan bahwa struktur perekonomian selama era pembangunan jangka panjang tahap pertama adalah sentralistis. Dalam struktur ekonomi yang sentralistik, pembuatan keputusan (decision-making) lebih banyak ditetapkan pemerintah pusat atau kalangan atas pemerintah (bottom-up).

RINGKASAN

(SISTEM EKONOMI INDONESIA)

Sistem perkonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.

Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.

Pengertian Ekonomi

1 komentar

Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Ilmu yang mempelajari ekonomi disebut sebagai ilmu ekonomi.
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan

Hukum Permintaan dan Penawaran dalam Ekonomi

0 komentar

Pengertian Permintaan dan Penawaran, Hukum & Faktor Yang Mempengaruhi

Dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu dan membentuk satu titik

pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang). Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan,

penawaran, harga dan kuantitas yang saling mempengaruhi satu sama lain.

A. Pengertian/Arti Definisi Permintaan dan Penawaran

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan

pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu. Contoh

permintaan adalah di pasar kebayoran lama yang bertindak sebagai permintaan adalah pembeli sedangkan penjual

sebagai penawaran. Ketika terjadi transaksi antara pembeli dan penjual maka keduanya akan sepakat terjadi transaksi

pada harga tertentu yang mungkin hasil dari tawar-menawar yang alot.

B. Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran

Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin

banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya. Semua

terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga

terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual

dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat

semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti

barang yang harganya mahal.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan (Demand)

o Perilaku konsumen / selera konsumen
Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry

sudah dianggap kuno.

o Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.

o Pendapatan/penghasilan konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika

pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.

o Perkiraan harga di masa depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah

misalnya seperti bbm/bensin.

o Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa

(ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi

dibandingkan bulan lainnya.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran (Suply)

1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan

harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan

adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.

2. Tujuan Perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan

marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai

pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan

rendah untuk menarik minat konsumen.

3. Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk

akibat permintaan konsumen yang turun.

4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang

lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.

5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output

produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.

 
Designed by: Indra Purnama | Bloggerized by Dhampire