Menganalisa Kesalahan dari Suatu Kalimat

0 komentar

NAMA : INDRA PURNAMA
KELAS : 3KA15
NPM : 11108021

Gagal dan Bangkit Lagi!!

(1)Pada suatu sore, tampak seorang pemuda tengah berada di sebuah taman umum. Dari raut wajahnya tampak kesedihan, kekecewaan, dan frustasi yang menggantung. Dia terlihat berjalan dengan langkah gontai dan kepala tertunduk lesu. Sebentar-sebentar, ia terduduk dan menghela napas panjang. Kegiatan itu diulangnya berkali-kali, seakan dia tidak tahu apa yang hendak dilakukannya.
(2)Saat pikirannya sedang menerawang entah ke mana, tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya di antara ranting sebatang pohon tempat dia duduk. (3)Dengan perasaan kesal, ia pun kemudian iseng mengambil sebatang ranting dan menumpahkan rasa kekesalannya pada sarang laba-laba itu. (4)Maka, sarang itu pun dirusak tanpa ampun.
(5)Seusai melepaskan kejengkelannya, perhatian pemuda itu teralih sementara untuk mengamati ulah si laba-laba. Dalam hati dia ingin tahu, kira-kira apa yang akan dikerjakan laba-laba setelah sarangnya hancur oleh tangan isengnya? Apakah laba-laba akan lari terbirit-birit, atau dia akan membuat kembali sarangnya di tempat lain? Rasa penasaran itu rupanya segera mendapatkan jawaban. Tak lama, si laba-laba tampak kembali ke tempatnya semula. Laba-laba itu mulai mengulangi kegiatan yang sama, merayap-merajut-melompat. Setiap helai benang dipintalnya dari awal, semakin lama semakin lebar dan tanpa kenal lelah laba-laba itu kembali menyelesaikan seluruh pembuatan sarang barunya.
Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk bekerja lagi dengan semangat penuh untuk memperbaiki dan membuat sarang baru, kembali ranting si pemuda beraksi dengan tujuan menghancurkan sarang tersebut untuk kedua kalinya. (6)Dengan perasaan puas namun penuh rasa ingin tahu, diamati ulah si laba-laba. Apa gerangan yang akan dikerjakannya setelah sarangnya dirusak untuk kedua kalinya?
Ternyata untuk ketiga kalinya, laba-laba mengulangi kegiatannya kembali, memulai dari awal. Dengan bersemangat merayap-merajut-melompat dengan setiap helai benang yang dihasilkan dari tubuhnya, laba-laba itu memintal membuat sarang sedikit demi sedikit.
Setelah melihat dan mengamati ulah laba-laba tersebut dalam membangun sarang yang telah hancur untuk ketiga kalinya. Saat itulah si pemuda mendadak tersadarkan. Tidak peduli sarang laba-laba dirusak atau dihancurkan, sebanyak itu pula laba-laba membangun sarangnya kembali. Semangat binatang yang begitu kecil, dengan giat bekerja tanpa mengenal lelah, telah membuka kesadaran si pemuda.
(7)Hal itu menimbulkan perasaan malu dirinya. (8)Karena sesungguhnya, si pemuda berada di taman itu dengan hati dan perasaan gundah karena dia baru saja mengalami satu kali kegagalan ! Maka, melihat semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun berjanji dalam hati, “Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena telah mengalami satu kali kegagalan. Aku harus bangkit lagi ! Berjuang dengan lebih giat dan siap memerangi setiap kegagalan yang menghadang, seperti semangat laba-laba kecil yang membangun sarangnya kembali dari setiap kehancuran !” Segera, si pemuda bangkit, dan bertekad kuat untuk bekerja lebih giat lagi. Bila perlu, dia akan memulai dari awal lagi, tanpa putus asa.









Menganalisa Kesalahan dari Suatu Kalimat :


1. Pada suatu sore, tampak seorang pemuda tengah berada di sebuah taman umum.

Pembahasan :

Pada kalimat diatas seharusnya kata tampak dan tengah dihilangkan, karena jika kata tampak dihilangkan maka kata seorang pemuda akan menjadi subjek dan kata tengah tidak baik untuk diletakkan karena mengandung makna yang berbeda. Kalimat yang tepat adalah Pada suatu sore, seorang pemuda berada di sebuah taman.

2. Saat pikirannya sedang menerawang entah ke mana, tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya di antara ranting sebatang pohon tempat dia duduk.

Pembahasan :

Pada kalimat diatas seharusnya kata saat dihilangkan karena pada kalimat tersebut akan membentuk frase, kata pikirannya diperjelas dengan kata pikiran pemuda itu untuk memperjelas subjeknya. Dan kata tiba-tiba sebaiknya diganti dengan kata kemudian, yang berfungsi untuk mengakhiri suatu pernyataan. Kalimat yang tepat adalah Pikiran oemuda itu sedang menerawang entah kemana, kemudian pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya diantara ranting sebatang pohon tempat dia duduk.

3. Dengan perasaan kesal, ia pun kemudian iseng mengambil sebatang ranting dan menumpahkan rasa kekesalannya pada sarang laba-laba itu.

Pembahasan :

Pada kalimat diatas, seharusnya kata kemudian dihilangkan karena kata kemudian seharusnya dipakai untuk mengakhiri suatu pernyataan, namun pada kalimat diatas masih terdapat statemen baru dengan menggunakan konjungsi dan. Kalimat yang tepat adalah Dengan perasaan kesal, ia pun iseng mengambil sebatang ranting dan menumpahkan rasa kekesalannya pada sarang laba-laba tersebut.

4. Maka, sarang itu pun dirusak tanpa ampun.

Pembahasan :

Kalimat diatas kelanjutan dari kalimat nomor 3, untuk kalimat nomor 3 dan 4 merupakan kalimat majemuk talosetain. Jadi jika ada Dengan…Maka… Kata maka harus dihilangkan. Jadi kalimat yang tepat adalah Sarang itu pun dirusak tanpa ampun.

5. Seusai melepaskan kejengkelannya, perhatian pemuda itu teralih sementara untuk mengamati ulah si laba-laba.

Pembahasan :
Kalimat diatas seharusnya diperjelas subjeknya dengan kata pemuda itu, dan kata sementara seharusnya dihilangkan karena akan membentuk frase dalam sebuah kalimat.
Kalimat yang tepat adalah Seusai pemuda itu melepaskan kejengkelannya, perhatian pemuda itu teralih untuk mengamati ulah si laba-laba.

6. Dengan perasaan puas namun penuh rasa ingin tahu, diamati ulah si laba-laba.

Pembahasan :

Untuk kalimat diatas seharusnya untuk konjungsi menggunakan kata dan, kata namun digunakan untuk menyatakan sebaliknya bukan merupakan kata penghubung dan juga harus diletakkan diawal kalimat.

7. Hal itu menimbulkan perasaan malu dirinya.

Pembahasan :

Untuk kalimat diatas sebaiknya diganti dengan meletakkan subjeknya terlebih dahulu, dan pada kalimat diatas untuk menyatakan kata sifat seharusnya diawali dengan preposisi. Kalimat yang tepat adalah Atas sikap pemuda tersebut menimbulkan perasaan malu.


8. Karena sesungguhnya, si pemuda berada di taman itu dengan hati dan perasaan gundah karena dia baru saja mengalami satu kali kegagalan ! Maka, melihat semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun berjanji dalam hati, “Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena telah mengalami satu kali kegagalan.

Pembahasan :

Untuk kalimat diatas merupakan kalimat majemuk talosetain, jadi kata maka pada kalimat tersebut harus dihilangkan. Dan kata karena sesungguhnya pun lebih baik dihilangkan karena merupakan frase. Kalimat yang tepat adalah Si pemuda berada di taman itu dengan hati dan perasaan gundah karena dia baru saja mengalami satu kali kegagalan ! Melihat semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun berjanji dalam hati, “Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena telah mengalami satu kali kegagalan.

 
Designed by: Indra Purnama | Bloggerized by Dhampire